Harga Cabai Merah Melonjak 18% Picu Inflasi September
Cuaca buruk menyebabkan produksi dan pasokan cabai menurun sehingga berakibat pada lonjakan inflasi sebesar 18 persen pada September. cnn

Harga Cabai Merah Melonjak 18% Picu Inflasi September

Rabu, 05 Oktober 2016|09:18:09 WIB




RADARRIAUNET.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan harga cabai merah yang cukup signifikan pada bulan lalu menjadi salah satu pendorong utama inflasi. Harga cabai tercatat naik 18 persen pada September 2016, meningkat dibandingkan inflasinya bulan sebelumnya yang sebesar 0,22 persen.

"Cuaca buruk mengakibatkan suplai cabai merah mengalami penurunan," tutur Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Senin (3/10).

Suhariyanto mengungkapkan, kenaikan harga cabai merah terjadi di 76 kota. Kenaikan tertinggi di Cilacap, Jawa Tengah sebesar 97 persen dan Banda Aceh 81 persen.

Seiring dengan naiknya harga cabai, laju inflasi secara umum meningkat dari minus (deflasi) 0,02 persen pada Agustus menjadi 0,22 persen pada September lalu. Secara kumulatif, inflasi selama tahun kalender berjalan (year to date) mencapai 1,97 persen.

Jika dirinci menurut komponen, inflasi inti bulan lalu tercatat sebesar 0,33 persen. Selanjutnya, inflasi harga diatur pemerintah 0,14 persen, sedangkan komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.

Selain faktor harga cabai, lanjut Suhariyanto, kenaikan tarif pulsa ponsel sebesar 2,85 persen juga turut menyumbang inflasi September, terutama pada komponen inflasi inti. Kenaikan tarif pulsa terjadi di 64 kota dengan kenaikan tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 12 persen dan Bau-bau sebesar 10 persen.

"Kenaikan tarif pulsa ponsel disebabkan oleh adanya perubahan rata-rata tarif panggilan dan tarif SMS," ujarnya.

Berikutnya, biaya sewa rumah juga menyumbang inflasi bulan lalu sebesar 0,53 persen. Penyebabnya yaitu kenaikan harga bahan bangunan di beberapa daerah di Indonesia dan kenaikan biaya perawatan.

Sementara itu, biaya akademi atau perguruan tinggi juga mengalami kenaikan akibat masuknya tahun ajaran baru dan menciptakan inflasi sebesar 1,79 persen.

Dari sisi harga yang diatur pemerintah (administered price), harga rokok khususnya rokok kretek filter mengalami kenaikan sebesar 1 persen.

Adanya wacana kenaikan harga rokok dan tembakau mempengaruhi keputusan penjual untuk menaikkan harga dan spekulasi konsumen sejak Agustus 2016. Sebanyak 59 kota mencacat adanya kenaikan harga rokok.

Selain rokok, komponen tarif listrik juga memberikan andil pada inflasi. Tercacat, bulan lalu, tarif listrik mengalami inflasi sebesar 0,55 persen.

Penyebabnya, tarif listrik prabayar 1300 VoltAmpere (VA) ke atas pada bulan September 2016 mengalami kenaikan sebesar 3,38 persen. Sementara, tarif listrik pasca bayar 1300 VA ke atas mengalami penurunan 0,18 persen.

Di sisi lain, beberapa faktor penghambat inflasi yaitu harga telur ayam ras, tarif angkutan udara, harga daginh ayam ras, wortel dan cabai rawit.


cnn/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE